27 Februari 2014

He Spoke to,... ~ Journey of Love 8, 26/2

Hari- hari ini pembacaan Firman Tuhan sampai di kitab Imamat. Salah satu kalimat yang sangat merhema adalah, "Tuhan berbicara kepada Musa".  Dan aku merenungkan kalimat itu, karena demikian sering itu dicatat dalam Firman Tuhan, artinya sangat penting.

Ya,.. Tuhan selalu ingin berbicara kepada kita anak-anakNya. Tuhan ingin berbagi rahasia dan cerita pada kita. Dia ingin menceritakan tentang hidup kita di depan, entah 1 detik di depan, 1 menit, 1 jam, 1 hari, 1 bulan, 1 tahun bahkan bertahun-tahun ke depan yang tidak bisa kita ketahui, tapi Dia tahu.

Masih ingat bagaimana awal-awal aku belajar mengenal dan membedakan suara Tuhan. Melalui sebuah camp, aku diajar untuk mendengar suara Tuhan yang spontan, tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Bagus juga kalau teman-teman yang belum pernah dengar suara Tuhan dan kepingin dengar suara Tuhan mempraktekkannya. Ambil selembar kertas dan bolpen dan tuliskan, "Apakah Engkau mengasihiku?" Ambil waktu tenang sejenak, rasakan hadirat Tuhan dan mulai tuliskan apa yang muncul dari hati dan bukan dari pikiran. Tuliskan saja semuanya, jangan dipikir dan dibaca ulang. Setelah selesai baru bacalah kembali, dan nikmati betapa cintaNya ajaib bagi kita.

Aku selalu mempraktekkannya dalam hidupku. Ketika aku lulus SMA, aku bertanya pada Tuhan, "Tuhan,.. Kau mau aku kuliah dimana?" Dan Tuhan berkata, "Atmajaya! Ambil Fakultas Teknik Sipil dan kamu akan selesai dalam waktu kurang dari 4 tahun."  Sejujurnya, waktu tempuh normal/paling cepat adalah 4,5 tahun (9semester), jadi untuk selesai kurang dari 4 tahun, perlu keajaiban. Di ujian penerimaan gelombang 1 aku gagal membuat mami mulai meragukan suara Tuhan yang kudapat. Mami mengusulkan untuk aku memiliki jurusan cadangan. Dan demi melegakan mami, aku tes di tempat lain juga. Dan ternyata, aku lolos di ujian penerimaan gelombang 2.

2 semester awal, IP-ku di bawah 2. Dan setiap kali mau KRS, Tuhan tuntun aku untuk memilih mata kuliah semester berikutnya. Meskipun sepertinya 'gila' tapi aku menurut. Dan semua tuntunan Tuhan, membawa dampak yang ajaib. Ketika perubahan kurikulum se Indonesia di tahun 1996, semua nilaiku yang jelek hilang dan aku bisa lebih cepat 1 tahun.

Suara Tuhan yang sama, yang berbicara, "Budi adalah pasanganmu." 5 tahun tanpa kepastian, namun suara itu membuatku tak bisa berpaling ke lain hati. Sampai akhirnya genap seperti yang di firmankanNya.

Suara Tuhan yang sama, yang berbicara, "Ambil puasa 40 hari sama seperti Musa untuk terima 2 loh batu - 10 Perintah Allah. Sama seperti Aku (Yesus) ketika memasuki pelayananKu di muka bumi, dan memampukan Aku untuk selesaikan tugas dalan 3,5 tahun."
Suara Tuhan yang sama yang berbicara di hari kedua puasaku, "Ikuti Joshua, gelar karpet merah bersamanya!"
Suara Tuhan yang sama yang berbicara untuk melanjutkan berpuasa 40 hari kedua, 40 hari ketiga dan 30 hari terakhir. Genap 150 hari, sama seperti yang difirmankanNya di Kejadian 7:24  Dan berkuasalah air itu di atas bumi seratus lima puluh hari lamanya.

Suara Tuhan itu digenapi semuanya. Dan aku menyadari bahwa ketika Tuhan berbicara pada kita, bukan karena kita hebat. Justru karena kita tidak hebat, kita tidak tahu apa-apa, Dia perlu berbicara dengan kita. Bagian kita adalah, belajar kenali suaraNya dan percaya! Kalau itu janji Tuhan, Dia tidak akan pernah membiarkan firmanNya gugur dari hidup kita. Dan semua firman yang keluar dari Dia, oleh Dia dan untuk Dia. Jadi pendengar dan pelaku Firman. Sampai keluar dari hati, "Hidup adalah mendengar suara Tuhan, dan melakukan yang diperintahkanNya."

ELBeloved \\ Princess of Kingdom®

His Destiny ~ Journey of Love 7, 25/2

"24 tahun yang lalu, aku duduk sebagai salah satu siswi di sekolah ini" itulah salah satu kalimat pembuka ketika aku berdiri di depan kelas pembinaan salah satu SMA. Dan mulai aku bercerita tentang kehidupanku.

Betapa sulit untuk mengatakan, "Semua baik, sungguh teramat baik.. " seperti lagu yang baru saja kita nyanyikan karena sejak kecil, aku tidak merasakan kebaikan Tuhan. Sejak umur 3 tahun, aku hidup terpisah dari papa. Dan di usiaku ke 5 tahun papa mama bercerai. Umur 7 tahun, mamaku menikah lagi. Kehidupan keluarga yang berantakan, membuatku berpacaran di usia yang dini. Berusaha menemukan cinta, namun bertemu dengan cinta yang salah membuat kekosongan di jiwa ini semakin menyakitkan. Secara emosi benar-benar melelahkan.

Karena kekhawatiran orang tuaku akan masa depanku, mereka memutuskan untuk aku sekolah di Jogja. Jauh dari orang tua,.. dan aku bisa bergaul dengan orang model apapun di sini. Dari penjudi, pemabuk maupun orang-orang yang melayani Tuhan. Seringkali aku bermain, tertawa riang dengan teman-teman, namun ketika kembali ke ruangan kamarku, kembali aku menangis merasa kosong dan hampa.

Dan aku menemukan sebuah komunitas, persekutuan dan yang kemudian menjadi sebuah gereja. Di sini aku belajar untuk melepaskan pengampunan bagi setiap orang yang melukaiku. Belajar mengingat kembali dan mengatakan, "Aku mengampuni" sampai semua hal yang dahulu terasa menyakitkan tidak terasa sakit lagi. Satu per satu, kejadian demi kejadian menguras air mataku. Dan aku mengatakan, "Alirkan kasihMu Tuhan, sehingga aku bisa melepaskan pengampunan bagi orang tua dan saudara-saudaraku."
Dan hati ini seperti diperbarui, terasa lebih putih dan lembut.

Sebenarnya itulah pula yang terjadi dengan Yusuf. Meskipun dia dicintai oleh ayahnya, namun dia dibenci oleh saudara-saudaranya. Dia dijual di tanah Mesir, menjadi budak. Tempat perbudakan dan penjara, adalah tempat dimana kita sangat tidak bisa 'semau gue'. Yusuf di penjara tanpa kejelasan berapa lama dia harus di situ, secara manusia benar-benar tanpa harapan. Dan proses kesembuhan harus terjadi selagi dia sebagai budak dan narapidana karena Tuhan telah memberi destiny menjadi penguasa dan pemelihara suatu bangsa.

Hari ini,.. seberapa besarpun kita mengalami tekanan, percayalah ada destiny Tuhan yang besar di depan. Dia Tuhan yang tidak pernah membiarkan hidup kita berakhir ditempat perbudakan dan penjara. Minta anugerah Tuhan untuk kita lalui semua kedaan dan kondisi hati yang buruk. Dan nikmati anugerahNya untuk masuk destinyNya sebagai penguasa, putra dan putri bagi kerajaanNya.

ELBeloved \\ Princess of Kingdom®

25 Februari 2014

Special ~ Journey of Love 6, 24/2

"Tetap spesial, meskipun sepertinya tidak ada yang spesial!"

Sejujurnya waktu di ruanganku hanya tinggal 5 menit menuju pergantian hari dan aku masih merenungkan hal apa yang spesial di hari ini. Dan aku merasa tidak ada sesuatupun yang spesial untuk hari ini. Hanya pekerjaan rutin yang biasa aku lakukan. Namun di tengah aku bertanya tentang hal apa yang aku ingin bagikan untuk pertemuan pelajar besok, kalimat itulah yang muncul.
"Tetap spesial, meskipun sepertinya tidak ada yang spesial!"

tiba-tiba aku teringat bahwa sebenarnya aku nothing tanpa Dia. Setiap detik dalam kehidupanku sebenarnya adalah anugerah Tuhan.

Aku keluar dari kandungan ibuku dalam keadaan 'sekarat' badan membiru karena terjerat usus dan tidak terdengar jeritan tangis bayi seperti pada umumnya. Namun, anugerahNya membuat aku memperoleh nafas kehidupanku untuk pertama kalinya.

Di usia 5-7 tahun, i'm fatherless. Dan di usia itulah, anugerahNya dicurahkan untuk menyelamatkanku dari serangan anjing di wajahku dan kecelakaan.

Di usia remaja, anugerahNya ditunjukkan dengan kehadiranNya sebagai Bapa, Sahabat dan Kekasih yang menggantikan semua kasih yang hilang. Dia membalut luka di hati karena pelecehan dan kekosongan di jiwa. Di usia ini aku pernah bertanya, "Mengapa aku harus dilahirkan di engah keluarga seperti ini. Aku melihat betapa bahagianya kehidupan teman yang memiliki papa dan mama yang harmonis." Sekali lagi, anugerahNya menuntun aku untuk menyerahkan hidup sepenuhnya dalam pengaturan Tuhan. AnugerahNya membuat aku 'muak' dengan kehidupan rumah tangga yang berantakan dan membuatku memohon, "Tuhan,.. tolong masa depanku dan kehidupan rumah tanggaku nantinya."

Sejujurnya,.. baru hari-hari ini aku bisa menikmati keindahan dalam penyerahan hidupku di masa lalu kepada Tuhan. AnugerahNya menjaga aku sehingga di tengah kegagalanku dalam pergaulan, aku tidak dihancurkan oleh dunia, namun dibalut oleh cintaNya. Setiap kali luka hati datang, Tuhan mengajarku untuk mencari orang yang lebih buruk keadaannya dan mulai berdoa dan memberitakan Injil bagiNya. Dan tiba-tiba, aku merasa Tuhan turut menyembuhkan luka di hatiku.

Di dalam anugerahNya, Tuhan meletakkan dasar keluarga kami dan terus membangun di atasnya.

Dan aku merenungkan, "Mengapa ya Tuhan mau repot-repot mengurusi aku. Meskipun anugerahNya sudah berlimpah, tetap saja kadangkala masih suka seenaknya sendiri, pahit, bersungut-sungut dan tidak percaya." Dan aku tahu persis, pasti bukan karena kelebihanku, Dia peduli akan aku. Justru karena Dia tahu persis, bahwa tanpa Dia,.. aku gak bisa lakukan apa-apa. Aku biji mataNya yang terus membutuhkan aliran darahNya untuk aku bisa tetap menjadi alatNya melihat.

Ya,.. bagaimanapun juga, kita adalah ciptaan yang spesial bagiNya. Sama seperti Pemazmur tuliskan: kita adalah biji mataNya dan bagi banyak orang merupakan tanda yang ajaib.

Dan doaku di hari ini: Tuhan,... biarkan aku tetap melekat padaMu. Aliran darahMu adalah sumber hidupku. Biarkan cintaMu terus membasahi hatiku supaya hatiku seperti tanah yang lembut, subur untuk menerima benih cintaMu dan menghasilkan buah-buah cintaMu. Puaskan aku dengan cintaMu dan wajahMu selalu menyinari kehidupanku. Amien,..


ELBeloved \\ Princess of Kingdom®

23 Februari 2014

EL Shaddai ~ Journey of Love 5, 23/2

Ini adalah tema khotbah ibadah hari ini. Abraham menerima janji akan memiliki keturunan, meskipun secara fisik, secara daging itu mustahil. Tapi,.. Dia Allah ELSHADDAI! Dia menjadikan seorang yang lemah menjadi kuat. Dan seperti kita ketahui bahwa bukan hanya Ishak dan Ismael yang dilahirkan untuk Abraham, beberapa anak lagi dilahirkan karena keperkasaanNya yang menerobos setiap kemustahilan.

Salah satu yang paling menarik adalah kisah tentang Bp. Simamora. Saat ini usia beliau sudah lebih dr 84 tahun tetapi kekuatannya sangat ajaib. Beliau masih mampu mengemudikan mobil untuk jarak yang cukup jauh. Selidik demi selidik, kekuatanNya terletak pada merenungkan Firman. Setiap hari beliau menghafalkan 400 ayat. Ww!!! Sangat ajaib khan,..

Ya,.. Merenungkan Firman memang bukan hanya penting, namun SANGAT PENTING bagi kehidupan kita. Dari Firman yang kita baca dan renungkan, lahirlah rhema. Dan rhemalah yang mengubahkan kehidupan kita.

Dalam kehidupanku, aku juga sangat merasakan bahwa RHEMA adalah sesuatu support energy yang ajaib.

Tahun 1995, aku mendapatkan my Hon Budi sebagai 'Suami Perjanjian'. Saat itu aku masih duduk sebagai mahasiswa semester 4 dan rasanya belum pantas klo aku memikirkan tentang pernikahan. Karena buatku pacaran adalah proses mempersiapkan pernikahan.
2 tahun berlalu begitu saja, aku lulus kuliah di tahun 1997. Sejujurnya, di tahun itu ku kira aku akan segera diumumkan di depan gereja sebagai pasangan yang akan mempersiapkan pernikahan. Mungkin atas pertimbangan karakter άtά̲̣̣̣̥υ̲̣̥ apalah, mimpiku belum terwujud.
Tahun 1998 aku mendengar rencana bahwa 'Suami Perjanjianku' akan bertugas di aussie untuk 1 tahun lamanya. Harapanku mulai mengembang kembali,.. Aku berharap, sebelum kepergiannya, kami bisa mendeklarasikan hubungan kami. Dan kenyataannya,.. "Belum waktunya!"

Tahun 1999, My Hon berangkat, dan sambil menunggunya, aku mengambil kuliah S2. 1 tahun sungguh terasa lama, dan ternyata di perpanjang 1 tahun lagi, hingga akhir 2000, hambaNya pulang ke Indonesia.

Tahun 2001 - adalah masa persiapan pernikahan, sampai Februari 2002, kami melangsungkan pernikahan setelah usia penantian kami genap 7 tahun.

Sejujurnya, waktu_waktu itu bukanlah hal yang mudah untuk menunggu janji Tuhan menjadi nyata. Namun Tuhan sungguh amat baik,.. Di tengah masa penantian, 1 Firman yang selalu ku deklarasikan adalah:

20 Tetapi terhadap janji Allah ia (aku)tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia (aku)diperkuat dalam imannya(ku) dan ia(aku) memuliakan Allah,
21 dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan.
Setiap kata ganti ke 3 - kuganti dengan kata 'Aku'!

It's the Power of RHEMA!! Ada kekuatan supranatural yang terjadi untuk menunggu penggenapan janjiNya.
Rhema itu pula yang memampukan Kaleb berkata, "... Kini sudah empat puluh lima tahun lamanya, sejak diucapkan TUHAN firman itu kepada Musa, dan selama itu orang Israel mengembara di padang gurun. Jadi sekarang, telah berumur delapan puluh lima tahun aku hari ini; pada waktu ini aku masih sama kuat seperti pada waktu aku disuruh Musa; seperti kekuatanku pada waktu itu demikianlah kekuatanku sekarang untuk berperang dan untuk keluar masuk..." (Yosua 14:10-11)

Belum lama ini, Dia mengajarku untuk memanggilNya sebagai, "Tuhan atas keberhasilan dan kemenanganku."
Dia sangat mencintai kita anak-anakNya, oleh sebab itu Dia rindu melihat kita tertawa bersamaNya dalam setiap keberhasilan dan kemenangan kita. Amien..


ELBeloved \\ Princess of Kingdom®

22 Februari 2014

The CALL ~ Journey of Love 4, 22/2

The Call ~ adalah tema sesi 1 dari pembekalan pengurus PMK dimana my hubby n me melayani bersama. Tema ini mengingatkanku tentang sebuah film dengan judul yang sama. Film ini menceritakan tentang seorang wanita yang bekerja di 911 sebagai orang yang menjawab telpon sekaligus memberikan petunjuk pertolongan sementara bantuan datang ke lokasi.

Suatu ketika, seorang wanita menelpon karena ada orang asing yang memasuki rumahnya. Namun wanita itu tidak berhasil ditolong. Hal itu mengakibatkan trauma yang mendalam dalam kehidupannya. Namun, bagaimanapun juga panggilannya menariknya kembali untuk berada di balik meja, menerima telpon orang yang membutuhkan pertolongan.
Di hari dia kembali bekerja, seorang wanita korban penculikan menelponnya. Dan telpon berakhir karena ketahuan. Dan respon yang ajaib terjadi, dari trauma yang mendalam, dia meninggalkan kantornya dan mulai mencari wanita yang sedang diculik itu dari lokasi telpon terakhir.
Film ini berakhir dengan kemenangan yang luar biasa.

Hari ini,.. aku mengingat kembali panggilanNya dalam kehidupanku untuk meletakkan hidup di ladang Tuhan. Salah satu kerinduan yang Tuhan beri adalah pergi dari satu tempat ke tempat yang lain untuk memperlengkapi gereja-gereja lokal, bersama suami. Dan bukan kebetulan memasuki tahun 2014, seorang hamba Tuhan menyampaikan pesan Tuhan, salah satunya adalah: mulai akan banyak undangan di tahun ini. Pesan itu meneguhkan Firman yang pernah kudapat beberapa tahun yang lalu.

Di bulan ini, pernikahan kami memasuki tahun ke 12. Belum seperti yang kami lihat di awal pernikahan, tapi kami melihat bahwa Tuhan sedang bawa kami untuk terus nikmati keindahan berjalan bersamaNya.

The Call ~ panggilanNya sedang dikumandangkan untuk kita menjadi mempelai yang berkenan di hatiNya. Jadi penuai di akhir zaman. Tuhan yang memanggil, Tuhan yang memperlengkapi. Dia akan sediakan semua yang kita perlukan.

ELBeloved \\ Princess of Kingdom®

Love is Cinta ~ Journey of Love 3, 21/2

Ini adalah tema acara FIRE Community dalam nuansa hari kasih sayang. Firman yang disampaikan adalah tentang kasih Tuhan kepada seorang wanita yang sangat haus akan cinta (Yoh 4). Dan mata air yang pahit (MARA) yang diterima oleh bangsa Israel dipulihkan setelah dilempar sepotong kayu yang bicara tentang salib Kristus.

Sementara firman disampaikan, aku merenungkan apa yang Tuhan sedang ingin sampaikan kepadaku di hari ini. Dan aku teringat bahwa di masa kecilku banyak hal yang membuat aku pahit. Di masa-masa aku tidak memiliki ayah yang mengakibatkan ibuku harus bekerja sedemikian rupa, betapa sering aku mengalami ejekan dari teman-teman. Selain itu aku juga pernah beberapa kali mengalami pelecehan dari saudara-saudara yang ketika kuceritakan kepada Mami, dia hanya berkata, "Diampuni!".

Sejujurnya pengampunan bukan hal yang mudah bagiku. Dan Tuhan tahu betapa aku perlu untuk belajar mengampuni dan mengampuni.

Di usia ke 10, kelas 5 SD aku mengundangNya menjadi Tuhan dan Juru Selamat secara pribadi. Setelah mengikuti pelajaran Alkitab selama 6 bulan, aku dibaptis. Namun itu tidak secara otomatis menjadikan aku seorang yang mudah mengampuni meskipun aku sudah mulai banyak terlibat pelayanan seperti menari dan mengajar sekolah minggu secara komplit dari main musik, memimpin pujian dan menyampaikan firman di kelas yang aku pegang.

Proses belajar mengampuni dimulai ketika aku duduk di bangku SMA kelas 1. Demi menjaga pergaulan dan masa depanku, orang tuaku menyekolahkanku di Jogja, di tahun 1990. Dan di tahun itulah, jemaat dimana aku ada dimulai. Kesombonganku membuat aku menolak mengikuti camp pertama yang diadakan di gereja. Namun kesabaran pemimpin gereja saat itu dan pembinaku membuat aku mengikuti camp yang ke-2.

Dalam camp ini disampaikan tentang Bapa Sorgawli dan Gambar Diri. Kedua sessi ini benar-benar membongkar semua luka yang sebenarnya ingin aku sembunyikan dan tekan sampai tidak terlihat, namun kenyataannya hanya menimbulkan pembusukan yang tidak disadari. Aku mulai dituntun berdoa mengakui dosa, menyebutkan nama-nama orang yang melukai dan melecehkanku. Meskipun awalnya mulut seperti terkunci, tapi akhirnya jebol juga. Dan kuasa pengampunan dariNya mengalir dalam kehidupanku.

Setelah camp itu dan sampai hari ini, proses itu terus terjadi. Awalnya aku tidak pernah memiliki kepercayaan diri yang cukup untuk menceritakan setiap lembaran kelam yang pernah kulalui. Tapi pembinaku dan my Hubby selalu mendorongku untuk menceritakan tentang cintaNya yang mengubahkanku. Bukan untuk mempermalukan orang tua dan saudara, namun seperti Wahyu 12:11 tuliskan bahwa pekerjaan iblis dikalahkan oleh darah Anak Domba dan perkataan kesaksian.

Belum selalu berhasil memang, namun cintaNya menuntunku dari hari ke hari untuk aku makin hari makin bisa menangkap isi hatiNya. Buatku, cintaNya membuat hidupku merasa dicintai dan diterima sepenuhnya.

ELBeloved \\ Princess of Kingdom®

Medicine from Indonesia ~ Journey of Love 2, 20/2


Yehezkiel 47:12  Pada kedua tepi sungai itu tumbuh bermacam-macam pohon buah-buahan, yang daunnya tidak layu dan buahnya tidak habis-habis; tiap bulan ada lagi buahnya yang baru, sebab pohon-pohon itu mendapat air dari tempat kudus itu. Buahnya menjadi makanan dan daunnya menjadi obat."

10 tahun yang lalu, ayat ini sangat kuat berbicara tentang KerinduanNya untuk kelahiran putri pertamaku. Muncullah di benak my Honey Budi kata, "MEDICINE" dan yang kemudian bermetamorfosis menjadi 'MISIA ~ Medicine from IndoneSIA = MISI Allah"

Dalam perjalanannya bertumbuh besar kami melihat tanganNya senantiasa menyertai putri kami. Dan buat kami, dia adalah salah satu anugerah Tuhan yang luar biasa. Di usianya yang masih sangat muda, dia memiliki kerinduan untuk menjadi seorang pendidik dan pemerhati. Memang belajar belum menjadi kesukaannya, namun mengajar menjadi kesukaannya.

Ketika dia masih berumur kira-kira 3 tahun, seorang hamba Tuhan mengatakan bahwa dia akan bertumbuh besar seperti Ester yang menari di hadapan Sang Raja. Dan hari-hari ini dia menjadi seorang penari di hadapan Tuhan.

Suatu ketika, aku berdoa untuk Misia, dam aku melihat seperti pohon kelapa di tempat seperti rawa-rawa. Setelah aku pelajari, demikianlah gambaran tentang kota Misia dalam Kis 16:7-8. Sejujurnya ketika nama MISIA diberikan kami tidak tahu bahwa nama itu ada di Alkitab. Kota Misia adalah kota perdagangan, mungkin itulah jugq yang menyebabkan dia sangat hobby berdagang, dari jualan gambar, jam tangan, pulsa, jepit dan masih banyak lagi.

Namun di balik itu aku berkata padanya bahwa sama seperti Yehezkiel 47:12, pohon itu mendapat air dari tempat kudus.
Mazmur 1:3  Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.

Anakku,.. bertumbuhlah dalam anugerah dan keintiman dengan Sang Raja. Biarlah engkau bertumbuh menjadi mempelaiNya yang menyukakan hatiNya.

Love u my Princess,...
Mom

20 Februari 2014

GOD is LOVE

Sebenarnya ini adalah tema PMK dimana aku diberi anugerah untuk menjadi pembicaranya. Dengan terus merenungkan ayat tema yang diberikan (1 Yoh 4:10), aku merenungkan bagaimana cintaNya dalam kehidupanku. Sesungguhnya aku merasakan cintaNya yang sangat ajaib dalam kehidupanku.

Cinta yang mengangkat aku dari masa depan yang tak berpengharapan, menjadi pemberi pengharapan.

Sangat segar di ingatanku perasaan yang lahir di saat remaja, "Mengapa aku harus dilahirkan di keluarga seperti ini?" "Mengapa masalah demi masalah sepertinya datang silih berganti"

Ya,.. aku dilahirkan di keluarga broken home. Di usia ke 5, mama papaku bercerai. Aku mendapat ayah dan saudara-saudara tiri di usia ke 7. Hal yang sepertinya buruk di mata dunia, tapi bagiku itu adalah titik-titik anugerah dalam hidupku.

Papi tiriku punya latar belakang yang cukup kelam, meskipun aku tak pernah tahu secara persis kekelaman yang terjadi. Tapi perjumpaanNya dengan Tuhan memampukannya untuk menjadikan aku anak kesayangannya dan mendidik dalam nilai-nilai Firman Tuhan.
Di waktu kecil, sepulang sekolah aku bermain semaunya tanpa kenal waktu, papilah yang menegor dan memberi batasan untuk aku.
Banyak kenangan manis bersamanya adalah, dia suka menggandeng aku di pusat perbelanjaan sambil berkata, "Pilih apapun yang kamu mau, papi akan belikan buat kamu."
Atau di saat natal, dia berperan sebagai Santa Claus yang memberi hadiah sebagai ganti rumput di sepatuku. Papi mengajar aku dalam pelayanan Sabtu Gembira. Mengendarai mobil pick up, kami berdua keluar masuk kampung mengajak anak-anak ke rumah untuk bersekutu. Setiap pukul 5 pagi, kami dibangunkan dan diajak berdoa, menyembah Tuhan dan membaca Firman. Dan di masa kecil kami tidak duduk hanya dengan perasaan terpaksa.

Suatu ketika ayah tiriku dan ayah kandungku sama-sama masuk UGD. Namun sayangnya, oleh isterinya aku dan kakakku tidak diijinkan untuk menengok papi. Lalu kami kembali ke RS dimana papi tiriku berada. Di tengah selang bergelantungan, papi berkata, "Bisa nengok papimu?" Dan aku berkata, "Ya,.. kami melihatnya." Lalu jawabannya sungguh mengharukan, "Seandainya papi sehat, papi antar kamu tengok papimu. Pasti kamu bisa bertemu langsung."

Kakak tirikupun adalah anugerah. Dia menjadi guru sekolah minggu sekaligus pembimbing rohani bagiku. Ketaatannya untuk berdoa dan membaca firman yang kini kusadari merupakan pemantik untuk aku melakukan hql yang sama.

Bagaimanapun kebersamaanku bersama papi dan kakak tiriku, meletakan sebuah fondasi cinta di hatiku. Aku merasa dikasihi dan diterima apa adanya oleh Bapa Sorgawi. Dan aku dilatih untuk melakukan pekerjaan pelayanan dengan penuh cinta akan Firman Tuhan.

#JourneyOfLove 1 ~ 19/2