25 Februari 2012

Proses Belajar yang Mahal

Beberapa tahun yang lalu, di tengah banyaknya waktu dan inspirasi menulis, aku memutuskan untuk menjual cincin pernikahanku untuk membeli sebuah netbook yang kecil. Berat rasanya, sempat merasa nekat dan bodoh, hanya saja situasi saat itu tidak memungkinkan untuk aku mengajukan keuangan tambahan dan sangat membutuhkan benda itu. Yah,.. Anggap saja menabur untuk pekerjaan Tuhan. Hanya itu yang aku miliki dan hanya itu yang bisa aku lakukan.

Di tambah dengan berkat dari seorang teman aku memiliki netbook ASUS EEEPC 900HA warna emas (profetis sekali!). Banyak sekali pekerjaan pelayanan dan penulisan yang aku lakukan dengannya. Dari 24 jam, hampir separohnya aku berhadapan dengannya.

Kesibukan semakin bertambah. Meski sudah bangun sejak pk. 05 pagi tetap belum bisa menuangkan semua yang Tuhan beri dalam bentuk tulisan blog dan renungan. Sejak awal Januari 2012, muncullah sebuah kerinduan di hati untuk bangun lebih pagi dan menulis. Mekipun tidak selalu berhasil, tapi cukup memacu dan mengasah. Sampai pada awal Februari 2012, setelah beberapa kali sempat ketinggalan di kantor/di rumah (tidak ada saat diperlukan), aku merasa lelah dan khawatir karena harus membawanya bolak balik kemanapun aku pergi. Lagipula aku berpikir, kondisi keuangan di kantor sudah membaik, dan aku merasa waktu yang tepat untuk membawanya pulang atau menjualnya untuk mendapatkan kembali cincin pernikahanku.

Jumat, (24/2) Dari pagi banyak kejadian-kejadian yang sebenarnya tidak bagus, namun rupanya tidak cukup menyadarkanku betapa Dia merindukan aku berada di dekatNya. Dari pagi, pesawat tamu yang kujemput tidak bisa mendarat karena kabut tebal di bandara. Kabut menyingkir setelah aku menuruti saran Mommy untuk mengangkat 'tongkat dan pedang'. Sejak pk. 15 aku tidak bisa konsen karena perutku mual dan kepala Migrain (seperti biasa terjadi ketika berhadapan dengan orang2 tertentu).

Malam hari semua agenda pelayanan sudah selesai. Not to bad! My Hon minta makan ayam goreng rempah. Dalam hati aku berkata, "Aku kok gak kepingin ya,.. Tapi Joel pasti suka." Jadi aku mengalah dan menuruti mereka makan ayam rempah. Beberapa menu habis, jadi aku memberanikan diri bertanya, "Mau makan di tempat lain saja?" Tetapi rupanya my Hon tetap mau makan di situ. Hanya 30 menit kita ada di warung itu, ketika masuk mobil aku menyadari ada benda aneh di samping tas susu Joel. "Seperti bongkahan plastik!" Ooh,.. Rupanya pecahan kaca mobil yang tertahan plastik pelapisnya. Aku mulai berpikir dan meyadari bahwa tas netbukku sudah tidak ada.

Proses lapor kehilangan untuk keperluan asuransi mobil memerlukan waktu hampir 2 jam karena menjadi investigasi. Malam harinya setelah sampai di rumah aku merenungkan apa yang telah terjadi. Aku teringat sejak pk. 04.04 alarm telah berbunyi dan snoze setiap 5 menit, tapi itu tidak membuatku terbangun. Baru pk. 06.00 aku bisa membuka mataku, dan langsung mempersiapkan diri untuk ke kantor dan anak-anak ke sekolah. Tiba-tiba ada hentakan dalam hati, "Kok tidak naik ke ruang doa? Kalau kamu tidak berdoa, something bad will happen!" Aku lihat jam dan tidak cukup waktu lagi untuk menemuiNya. Jadi malam itu aku langsung naik ke atas dan berkata, "I'm so so so so sorry!" Aku mandi, keramas pk. 23.00 dan tidur.

Pagi tadi, aku masi menangis ketika menyembah Tuhan dan bernyanyi, "Ajari aku mengerti perasaanMu, mengerti detak jantungMu. Biarkan aku punya keintiman hanya denganmu, sampai Kau dapati hatiku seirama dengan hatiMu". Inilah proses pembelajaran yang mahal buatku, Dia hanya ingin mengajari aku, dibalik semua yang untuk Tuhan, Dia mau aku lakukan bersama Tuhan. Bukan karena kuat dan hebatku, tapi bersamaNya sesuatu yang sepertinya gagal dan buruk membuat aku belajar kerinduanNya yang tak tergantikan: Keintiman! (PA)
Princess of Kingdom®