16 Desember 2010

Proses Menjadi Indah

Ayat bacaan: Pengkhotbah 3:1-15

Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.

1 Korintus 10:13

Seorang nenek menggandeng cucu perempuannya yang sedang berulang tahun ke sebuah toko souvenir untuk membelikannya sebuah hadiah. Putri cilik ini melihat sebuah gelas yang sangat indah dan bermaksud mengambilnya. Namun tiba-tiba gelas itu berbicara, " Kamu tertarik denganku? Kamu harus dengarkan dulu kisahku. Begini kisahnya:

Dulu aku bukan siapa-sia. Tidak ada yang memperhatikanku. Aku hanyalah tanah liat yang diinjak-injak orang. Namun seseorang mengambilku. Dia menempatkanku di sebuah meja yang bersih. Aku mulai senang karena tidak ada orang yang menginjak-injak aku lagi. Namun ketika aku berpikir demikian, tiba-tiba orang itu mengangkat aku dan menjatuhkanku. Oh tidak! Dia terus menerus membanting aku! Rasanya sangat menyakitkan. Seolah mengerti jeritanku, Dia berhenti membantingku. Namun ternyata dia membawaku ke sebuah alat putar. Di situ aku diputar dan dibentuk, pusing sekali. Tapi untunglah setelah aku menurut kemauanNya, Dia menghentikan mesin putar itu. Aku sudah berbentuk gelas, dan kupikir prosesnya sudah selesai. Namun rupanya pikiranku salah. Aku dibakarnya dengan api yang sangat panas. Rasanya aku ingin kembali ke tempat yang dulu, terasa lebih enak dan nyaman. Orang itu tersenyum padaku, dia mengambil aku dari api yang panas dan mendinginkanku. Tapi ternyata Dia mengambil banyak warna dan mengoles ke seluruh tubuhku. Aku merasa tidak bisa bergerak lagi, becek! Dan aku menyerah saja sampai semua proses ini selesai. Pembuatku membawaku ke toko ini dan bertemu denganmu.

Sobat muda,… sadarkah kita bahwa sebetulnya kita bukan apa-apa. Namun Dia melihat keindahan dalam hidup kita. Dan mengambil setiap kita untuk di bentuk dan diprosesNya. Sobat muda, Dia mau memproses kita supaya kita mejadi ciptaanNya yang indah dan mulia. Bersediakah kita untuk tetap bersyukur dalam setiap proses yang dilakukanNya? Maukah setiap kita mengijinkan proses dan pembentukanNya masuk ke dalam hati kita?  (Pol) telah diterbitkan sebagai Renungan Anak Muda, Selasa, 12 Desember 2010

Mobil Kehidupan

Ayat bacaan: 1 Samuel 2:11-17

Tetapi Samuel yang muda itu, semakin besar dan semakin disukai, baik di hadapan TUHAN maupun di hadapan manusia.

1 Samuel 2:26

Sudah 2 kali mobil kami menggelinding dalam posisi parkir dan mesin dimatikan. Yang pertama disebabkan karena tuas rem mobil kami telah aus. Kebetulan jalanan di depan rumah kami menurun, jadi rem tersebut tidak dapat menahan daya yang mendorong mobil meluncur menabrak pagar pembatas perumahan. Sedangkan yang kedua, suami saya kurang sempurna dalam menarik rem tangan, sehingga mirip dengan yang pertama, lagi-lagi mobil kami meluncur sendiri menabrak mobil milik tetangga di seberang rumah. Tentunya menghabiskan biaya yang cukup besar untuk mengganti rugi kerusakannya, namun itulah harga yang harus dibayar dari sebuah kelalaian.

Mobil itu seringkali berbicara tentang kehidupan kita. Ketika kita waspada dengan hidup kita, maka terjagalah kehidupan kita. Ketika kita mengemudikan hidup dengan mesin yang menyala,… hidup kita tidak akan meluncur begitu saja tanpa arah karena kita berusaha sedemikian rupa untuk mengendalikannya. Namun ketika hati kita mulai mati, kita jadi tidak waspada terhadap bahaya yang mengancam. Baru sadar seketika setelah terjadi sebuah insiden. Sama seperti mobil yang perlu terus dicek, servis dan ganti oli kehidupan kitapun memerlukan proses koreksi yang terus menerus. Ketika kita tidak melakukan proses tersebut dengan baik, maka lambat laun kehidupan kita akan rusak dan melemah. Oleh karena itu, sobat muda… mari kita terus menerus memintaNya untuk mengoreksi kehidupan kita. Jangan ijinkan hati kita mati dan kehilangan kepekaannya.

Hofni dan Pinehas adalah contoh dari dua orang muda yang kehilangan kepekaan dan kematian hati. Sebagai anak dari imam besar saat itu sebenarnya mereka berdua memiliki kesempatan untuk menjadi imam dan nabi bagi generasinya. Namun hati mereka mati dan kehilangan ketajamannya sehingga mereka begitu sembrono untuk mengambil persembahan bagi Tuhan.

Bagaimana dengan dirimu sobat muda? Masihkah mobil kehidupanmu berjalan di jalan yang benar dan penuh arti? Belum terlambat apabila kamu mau berbalik padaNya! (Pol) telah diterbitkansebagai Renungan Anak Muda, Selasa 14 Desember 2010

Ditentukan oleh Makanan

Ayat bacaan: Matius 4:1-11

Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung.

Yosua 1:8

 

Tentunya setiap kita pernah menonton film Popeye. Tokoh kartun ini menjadi sangat kuat setelah memakan bayam. Cerita ini seringkali saya pakai untuk mengingatkan anak-anak saya untuk mau memakan sayur. Banyak orang lebih menyukai daging daripada buah dan sayuran. Penelitian membuktikan bahwa jenis makanan yang sering di makan menentukan pola hidup seseorang. Seorang yang gemar mengkonsumsi ikan, sayur dan buah-buahan akan memiliki tingkat kecerdasan dan emosi yang lebih baik daripada yang tidak mengkonsumsi makanan tersebut.

Hal yang sama dengan kehidupan kita. Apa yang menjadi makanan kita? Kalau kita mau menjadi seperti Yesus, kita harus juga makan makanan yang sama dengan yang Yesus makan. Mari kita lihat makanan Tuhan Yesus.

1.       Firman Allah (Matius 4:4)

2.       Melakukan kehendak Bapa dan menyelesaikan pekerjaanNya (Yohanes 4:34)

Kedua makanan inilah yang menyebabkan Yesus menyelesaikan semua tugas dari Bapa dengan cepat dan tepat. Bagaimana dengan kita? Seberapa banyak kita memakan Firman Allah untuk kehidupan rohani kita? Seberapa banyak juga kerinduan hati kita untuk selalu mencari kehendakNya atas kehidupan kita? Akan menentukan seberapa kuat dan seberapa hebat diri kita untuk menggenapi rencana Allah.

Yosua adalah teladan setiap kita. Sebagai tangan kanan dari Musa, dia mengerti dengan amat sangat bagaimana menangani asupan rohani di dalam kehidupannya. Dia begitu sadar kalau dia menangani makanan rohani yang dia makan akan berdampak begitu besar dalam kepemimpinannya. Alkitab membuktikan bahwa dia begitu kuat menyelesaikan rencana Allah untuk memimpin bangsa Israel menaklukkan tanah perjanjian karena asupan rohaninya begitu sehat. Membaca dan merenungkan firman Tuhan adalah salah satu sumber kekuatan yang dimiliki oleh Yosua (Yosua 1:8). Karenanyalah dia bisa menyelesaikan  kehendak Allah pada jamannya. Bagaimana denganmu? Masihkah membaca dan merenungkan firman menjadi kegairahanmu? Bila tidak; mari kembali karena dari sanalah kekuatanmu. (Pol) telah diterbitkan sebagai RenunganAnak Muda, Minggu 12 Desember 2010

Invisible Hands

Ayat bacaan: Ester 5-:9-6:3

Maka bertanyalah raja: "Kehormatan dan kebesaran apakah yang dianugerahkan kepada Mordekhai oleh sebab perkara itu?" Jawab para biduanda raja yang bertugas pada baginda: "Kepadanya tidak dianugerahkan suatu apa pun."

Ester 6:3

Adalah Haman, orang Agag yaitu keturunan raja yang seharusnya atas perintah Tuhan dibunuh oleh Saul. Dia adalah seteru orang Yahudi. Dialah yang merencanakan pembunuhan besar-besaran atas sebuah bangsa. Dialah yang mau memusnahkan kehadiran sebuah bangsa di muka bumi. Tetapi Mordekhai muncul sebagai salah satu pahlawan bagi orang Yahudi. Berkat pertolongannya dan kegigihannya bencana pemusnahan masal sebuah bangsa bisa digagalkan. Berkat kesabaran dan keteguhannya rencana keji yang pernah direncanakan oleh seorang anak manusia berhasil di batalkan bahkan dibalikkan keadaannya.

Namun sebelum namanya mencuat sebagai pahlawan bagi bangsanya, ternyata kisah yang mendahuluinya tidak kalah serunya. Adalah sebuah hukuman telah ditetapkan bagi Mordekhai: digantung di sebuah tiang karena dia tidak mau menghormati Haman. Dia benar-benar ogah untuk memberikan penghormatan dengan berlutut dan sujud kepadanya. Dia hanya mau menyembah kepada Yehova. Dia hanya mau berikan penghormatannya bagi Raja diatas segala raja. Bagi Mordekhai keputusan untuk digantung sudah final. Sepertinya sudah tidak ada pengharapan lagi. Tak ada jalan keluar. Semuanya tertutup karena raja sudah memeteraikan dengan cap kerajaannya.  Benar-benar tidak ada pertolongan yang datang. Namun Tuhan melakukan mukjizatNya dalam semalam. Seperti sebuah tembang lawas yang dinyanyikan oleh Don Moen, "God will make a away; where there seems to be no way. He works in ways; we cannot see. He will make a away for me." Yeah,.. He is The Invisible Hand.

Hal yang sama akan sobat muda alami. Percayalah, di detik-detik terakhir seringkali Tuhan melakukan mukjizat bagi hidupmu. Apa yang menjadi pergumulanmu hari-hari ini? Apa masalah yang terlalu besar bagimu? Ijinkan the invisible hand bekerja dan menyelesaikannya bagimu. (POL) telah diterbitkan sebagai Renungan Anak Muda, Andi offset, Rabu, 8 Desember 2010

Generasi Pemberani

Ayat bacaan: Hakim-hakim 6

Lalu berpalinglah TUHAN kepadanya dan berfirman: "Pergilah dengan kekuatanmu ini dan selamatkanlah orang Israel dari cengkeraman orang Midian. Bukankah Aku mengutus engkau!"

Hakim-hakim 6:14

 

Firman Tuhan menceritakan tentang orang Israel melakukan apa yang jahat di mata Tuhan. Akibatnya selama 7 tahun, Tuhan menyerahkan mereka ke tangan orang Midian. Setiap kali mereka selesai menabur, datanglah orang Midian, Amalek dan sekitarnya untuk memusnahkan hasil tanah mereka. Tidak ada bahan makanan yang ditinggalkan, sehingga orang Israel menjadi sangat melarat.

Hal yang sama kita lihat hari-hari ini. Orang-orang muda tidak menyadari bahwa hidupnya melakukan apa yang jahat di mata Tuhan. Dosa sudah memperbudak kehidupan mereka sehingga mereka tidak lagi dapat menikmati keindahan kasih karunia Tuhan. Akibatnya bisa ditebak; hidup mereka diperbudak oleh dosa, keterikatan dan ketergantungan baik oleh obat-obatan maupun seks bebas. Tidak sedikit bahkan yang kehilangan keperjakaan dan keperawanan. Inilah yang dinamakan melarat secara rohani.

Namun, Tuhan mau memanggil sebuah generasi yang berbeda dengan generasi yang sudah ada. Sebuah generasi yang pemberani! Sebuah generasi pahlawan. Sebuah generasi yang menjadi pengubah kondisi yang ada.

Karena itu Tuhan memanggil Gideon sebagai "Pahlawan yang Gagah Berani" ketika sedang mengirik gandum di tempat pemerasan anggur yang tersembunyi. Dan di masa ini, Dia mengundang sobat muda untuk keluar dari tempat yang tersembunyi menjadi pahlawan yang gagah berani.

Apa yang kemudian dilakukan Gideon sebagai respon terhadap panggilan Tuhan dalam hidupnya?

  1. Gideon mendirikan mezbah dan menamainya: Tuhan itu keselamatan (ay. 24). Untuk kita memulai setiap panggilan yang sudah Tuhan beri, kita perlu mengalami Tuhan sebagai penyelamat kita secara pribadi. Minta Dia masuk dan menjadi penebus segala dosa kita. Kita perlu mengalami kuasa penebusan oleh Darah Anak Domba.
  2. Mendirikan mezbah penyembahan kepada Tuhan sebagai ganti penyembahan kepada Baal (ay. 28). Tuhan meminta Gideon untuk menghancurkan mezbah penyembahan Baal dan menggantinya dengan penyembahan kepada Tuhan. Hal yang sama harus kita lakukan. Meskipun orang tua belum mengenal Tuhan, teman-teman tidak berdoa dan ke gereja, hati kita tetap mengarah kepada Tuhan. Bangun penyembahan pribadi dengan Tuhan dan setia mendengar dan melakukan perintahNya. (Pol) telah diterbitkan sebagai Renungan Anak Muda, Penerbit Andi, Sabtu, 4 Desember 2010

 

SeleraNya

Ayat bacaan:  Ester 2:1-17

Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.

Efesus 5:25b-27

 

Salah satu film yang cukup menginspirasi saya adalah One Night with The King. Film ini menceritakan tentang Ester yang mengikuti pemilihan Ratu menggantikan Ratu Wasti. Ratu Wasti dibuang karena dia tidak mau mengikuti kehendak sang Raja. Dia justru memilih asyik dengan pestanya sendiri dan kemauannya sendiri. Dan pemberontakan terhadap kemauan sang Raja mengakibatkan Wasti kehilangan kedudukannya sebagai Ratu. Setelah itu diadakanlah pemilihan, penyaringan dan penggodogan untuk mencari pengganti Ratu Wasti. Setiap wanita yang terpilih harus dirawat dan dididik untuk mengejar kualitas seorang Ratu yang layak untuk bertemu dengan sang Raja di suatu malam yang telah di tentukan untuk masing-masing kandidat.

Sebelum bertemu sang Raja, setiap kandidat ratu diminta untuk membawa barang yang telah dipilihnya dari tempat perbendaharaan raja untuk menghadap raja. Karena setelah bertemu dengan sang Raja, mereka tidak akan kembali ke tempat yang sebelumnya. Seseorang memilih perhiasan yang besar dengan baju yang ribet. Dan ketika sang raja memintanya naik kuda, kandidat ratu tersebut tidak dapat memenuhi permintaan raja dengan baik. Tapi berbeda dengan Ester yang tidak memilih apa yang diinginkannya namun dia bertanya kepada penasehat Raja tentang apa yang sebaiknya ia bawa. Perjumpaannya dengan sang Raja pada malam itu mengubah kehidupannya. Dari seorang biasa menjadi seorang Ratu.

Hal yang sama seringkali tidak kita sadari. Kita sering mendengar bahwa Yesus adalah Tuhan dan Raja. Namun kita tidak belajar untuk menyenangkan hatiNya. Maunya kita yang selalu dimengerti oleh Bapa. Memang Dia Bapa yang baik yang akan memberikan permintaan anak-anakNya, namun Dia tidak akan menjadikan seorang anak-anak menjadi mempelaiNya yang akan diajak untuk memerintah bersamaNya. Mari kita belajar terus dari Firman dan Roh Kudus untuk dapat mengerti seleraNya. (Pol), telah diterbitkan sebagai renungan Spirit Minggu, 21 November 2010.