20 Agustus 2010

Roh Marah

Ayat bacaan: 2 Timotius 3:1-10

Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan.

Efesus 4:31

Beberapa waktu yang lalu, ketika saya asyik sarapan pagi beberapa mobil polisi melintas. Lalu saya bertanya, “Apa yang terjadi?” Seseorang mengatakan, “Tawuran antar fakultas di salah satu Perguruan Tinggi!” Mendengar hal itu saya kaget, “Hal apa sih yang bisa menyebabkan orang menjadi semarah itu?!” Tidak bisakah orang-orang ini menyelesaikan permasalahan dengan cara yang lebih intelek? Dan sejujurnya sampai hari ini saya tidak mengeri pemicu tawuran tersebut. Sejenak Sayapun mengintrospeksi diri. Ternyata saya mendapati hal yang sama dalam kehidupan saya. Ada hal yang sama tidak beresnya di hati ini. Hal kecil saja seringkali dapat memicu kemarahan yang luar biasa. Jadi saya mencoba untuk berdoa dan merenungkan, “Mengapa semua ini terjadi?”

Pertanyaan saya terjawab melalui ayat bacaan kita hari ini. Itulah kondisi yang terjadi hari-hari ini. Banyak orang mengatakan bahwa ini masa yang sangat sukar. Akibatnya, Manusia mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka membual, menyombongkan diri, menjadi pemfitnah, berontak terhadap orang tua, tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama, tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah. Dimana-mana orang menjadi mudah terpancing emosi dan menjadi mudah marah.

Timotius, seorang pemimpin muda telah mendapatkan peringatan ini karena jika orang muda tidak hati-hati hidupnya akan habis karena dikuasai oleh emosi. Kunci kemenangan dari kehidupan yang terombang-ambing oleh emosi Paulus berikan kepada Timotius di ay. 10, “Ikuti ajaranku, cara hidupku, pendirianku, imanku, kesabaranku, kasihku dan ketekunanku.” Ya,… kita harus bangkit dan melawan roh yang bekerja pada umumnya dengan memiliki roh yang berbeda, bahkan berlawanan 180⁰. Lawan roh ‘semau gue’ dengan belajar kebenaran Firman Tuhan, setiap emosi negative dengan iman dan kesabaran. Dan berikan kasih kepada setiap teman yang menjengkelkan, suka menjelek-jelekkan kita bahkan berkhianat. (Pol) ~ telah diterbitkan sebagai renungan Youth, Yayasan Andi, Jumat, 13 Agustus 2010.

Lebih dari Pemenang

Ayat bacaan Keluaran 14:1-14

TUHAN akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja

Keluaran 14:14

 

Firman ini keluar ketika Firaun mengejar orang Israel yang baru saja keluar dari Mesir. Waktu itu, Tuhan memerintahkan orang Israel untuk balik kembali dan berkemah di depan Pi-Hahirot, antara Migdol dan laut; tepat di depan Baal-Zefon, di tepi laut. Tujuannya adalah: Tuhan mau memperlihatkan kekuatan tanganNya di depan orang Israel. Di kondisi terjepit dan sepertinya tidak ada pertolongan bahkan ketika hati mulai pahit Tuhan menyatakan kemenangan yang akan dilakukanNya. Kisah ini berakhir dengan kalahnya pasukan Mesir sambil berkata, “Marilah kita lari meninggalkan orang Israel, sebab TUHANlah yang berperang untuk mereka melawan Mesir.” (Kel. 14:25)

Hal yang sama seringkali pernah saya alami. Tahun 2005 dengan cara yang ajaib saya mendapatkan tawaran sebuah rumah. Kami berdoa dan puasa sampai akhirnya kami memutuskan untuk membeli rumah tersebut. Sejumlah besar uang muka telah kami bayarkan, namun masih ada kekurangannya. Di akhir tahun 2005 kami harus melunasi seluruh uang muka rumah baru kami. Jika sampai akhir tahun itu kami belum bisa melunasinya maka semua uang muka yang telah kami bayarkan hangus dan perjanjian kami dibatalkan. Namun sampai satu minggu sebelum jatuh tempo kami masih belum berhasil menjual rumah kami yang lama ssedangkan kami harus pergi keluar kota karena ada kepeerluan keluarga. Di tengah kondisi terjepit itu, saya dan suami terus belajar percaya akan janji-janji Tuhan, berdoa dan berpuasa. Dan pertolongan Tuhan datang tepat pada waktuNya. 3 hari sebelum kami keluar kota, seorang pembeli memaksa membeli rumah lama kami dan membayarnya secara tunai.

Sobat Muda,… apakah yang menjadi musuh terbesarmu hari-hari ini? Himpitan keuangan? Masalah keluarga? Atau pekerjaan? Bagaimanakah responmu terhadap musuh yang ada di depanmu? Jangan kuatir dan bersungut-sungut. Ijinkan tanganNya yang kuat melakukan mujizat di depanmu. Persungutan dan usaha manusia adalah sia-sia. Tapi kalau Tuhan yang bekerja, kita diam saja kemenangan akan menjadi bagian kita. Itulah yang menjadikan kita berpredikat: Lebih dari Pemenang! (Pol) ~ diterbitkan sebagai renungan Spirit for Woman, Senin 16/8/2010

7 Agustus 2010

Sikap Hati

Ayat Bacaan: Bilangan 13:1-33

Kemudian Kaleb mencoba menenteramkan hati bangsa itu di hadapan Musa, katanya: "Tidak! Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab kita pasti akan mengalahkannya!"

Bilangan 13:30

Sikap hati menentukan tindakan. Kumpulan dari tindakan membawa pencitraan diri. Jadi kalau kamu mau dikenal sebagai orang yang baik, mulailah dengan mengambil sikap hati yang baik. Suatu ketika saya menonton sebuah pertandingan futsal. Salah satu pemainnya berlaku kasar dengan menendang kaki pemain lain dari belakang. Tentu saja pemain yang ditendang merasa kesakitan dan marah kepada lawannya. Dia bangkit berdiri dan mendorong lawannya seperti hendak berkelahi. Untung saja wasit segera menuju ke tengah lapangan dan berusaha untuk menenangkan mereka. Perkelahianpun dapat dihindari. Siapa yang salah? Baik pemain yang kasar maupun pemain yang emosional keduanya salah. Dan keduanya memiliki sikap hati yang keliru ketika menghadapi sebuah permasalahan. Pemain yang kasar merasa perlu melakukan segala cara untuk menghancurkan pemain yang terbaik, sedangkan pemain yang emosional merasa marah dengan perlakuan yang menyakitkan.

Sobat,… mari kita belajar untuk bersikap dengan benar. Salah satu pepatah kepemimpinan mengatakan, “Kita tidak bisa memilih berapa tahun kita akan hidup, tetapi kita bisa memilih berapa banyak kehidupan yang akan dimiliki dalam tahun-tahun itu. Kita tidak bisa mengendalikan kecantikan pada wajah kita, tetapi kita bisa mengendalikan ekspresi wajah kita. Kita tidak bisa mengendalikan saat-saat sulit dalam kehidupan, tetapi kita bisa memilih untuk membuat kehidupan tidak begitu sulit. Kita tidak bisa mengendalikan suasana negatif di dunia, tetapi kita bisa mengendalikan suasana pikiran kita. Terlalu sering kita berusaha memilih dan mengendalikan hal-hal yang tidak bisa kita kuasai. Terlalu jarang kita memilih untuk mengendalikan apa yang bisa kita kuasai yaitu sikap kita. Bahkan Alkitab mengatakan dengan jelas bahwa Kaleb bisa memasuki Tanah Perjanjian karena sikapnya yang benar. Dia terus menjaga sikap hatinya di saat bangsanya memberontak kepada Allahnya. Dia tidak mengijinkan sikap hatinya dikotori.

Bagaimana dengan sikap Saudara? Positifkah atau negatifkah? Belum terlambat untuk mengubahnya. Jadi ayo lakukan pembaharuan yang signifikan dalam sikap Saudara karena sikapmu akan membawamu ke Tanah Perjanjian atau berputar-putar di padang belantara. (Pol) ~  telah diterbitkan sebagai renungan Youth Senin, 2 Agustus 2010, Yayasan Andi.

Life Is Beautiful

Ayat bacaan: Filipi 4:2-8

Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.

(Filipi 4:8)

Life is Beautiful adalah salah satu judul film yang menceritakan tentang seorang ayah berkebangsaan Yahudi dengan putranya yang harus hidup di camp konsentrasi. Sang ayah berusaha mengembangkan imajinasi anaknya bahwa mereka sedang bermain perang-perangan. Tujuan sang ayah adalah melindungi putranya dari trauma di camp konsentrasi. Sampai pada darah penghabisan sang ayah terus menerus menggunakan segala macam cara untuk melindungi anaknya. Dan akhirnya sang ayahpun berhasil.

Seperti halnya kisah di atas sang anak yang diselamatkan karena imajinasinya dikembangkan oleh ayahnya, begitupun hidup setiap kita akan diselamatkan jikalau setiap kita mengembangkan pikiran yang sehat dan positif. Karenanya Paulus menasehatkan setiap kita untuk memikirkan semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji. Dengan pikiran yang sehat dan positif maka hidup setiap kita akan sehat dan bermakna. Bahkan kitab Amsal mengatakan dengan jelas, “Sebab seperti orang yang membuat perhitungan dalam dirinya sendiri demikianlah ia.” Jelas sekali firman mengatakan apapun yang kita pikirkan akan menjadikan kita seperti yang kita pikirkan. Bukankah pikiran kita begitu dahsyat, bukankah pikiran kita benar-benar ajaib?

Saudara,… banyak hal yang tidak enak mungkin terjadi dalam kehidupan kita. Namun cara kita memandang kondisi yang kita alami akan membuat segala sesuatunya berbeda. Pikiranlah yang menjadikan setiap kita berbeda. Pikiranlah yang menjadikan setiap kita mengalami terobosan atas semua yang kita alami atau justru membuat kita terpuruk. Jadi jagai dan pagari pikiranmu karena dari sanalah kemenangan besar atau kekelahan besar kita boleh alami.

Bagaimana dengan pikiranmu? Apakah pikiranmu selalu negatif dan curiga atau positif dan sehat? Belum terlambat untuk lakukan perubahan. Sekaranglah saatnya! (Pol) ~ telah diterbitkan sebagai renungan Youth 4 Agustus 2010, Yayasan Andi.