15 Januari 2010

Disingkapkan

Ayat bacaan: Lukas 24: 13-35
Tetapi pikiran mereka telah menjadi tumpul, sebab sampai pada hari ini selubung itu masih tetap menyelubungi mereka, jika mereka membaca perjanjian lama itu tanpa disingkapkan, karena hanya Kristus saja yang dapat menyingkapkannya. 2 Korintus 3:14

Kemampuan indra jasmani sangatlah terbatas. Padahal apa yang kita lihat, dengar dan rasakan melalui indra jasmani kita seringkali menentukan apa yang akan kita putuskan. Misalnya: kita merasa ada yang menjelek-jelekkan, lalu kita menjadi marah. Ya,.. kadangkala keterbatasan indra kita ini menghalangi kita melihat karya Allah yang tak terbatas.
Kedua murid Yesus yang berjalan menuju Emaus ini mengalami halyang sama. Dalam perjalanan mereka bercakap-cakap dan bertukar pikiran tentang segala sesuatu yang telah terjadi di Yerusalem. Di tengah-tengah perjalanan itu, datanglah Yesus dan berjalan bersama mereka. Sayangnya ada sesuatu yang menghalangi mata mereka sehingga mereka tidak dapat mengenali Yesus. Sampai ketika Yesus duduk bersama mereka, mengambil roti, mengucap berkat, memecahkan-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka, baru terbukalah mata mereka.
Tanpa kita sadari, kita lebih sering cepat mencari teman untuk bercakap-cakap dan bertukar pikiran ketika menghadapi sebuah permasalahan ketimbang mencari Tuhan. Namun seperti yang dialami oleh kedua murid, keasyikan kita itu seringkali membuat kita tidak menyadari bahwa Tuhan sedang berjalan bersama kita. Itu membuat ada ‘sesuatu’ yang menghalangi mata kita. Mengapa demikian? Kadang kala ketika bercakap-cakap, kita tidak sadar bahwa kita menjadi mengasihi dirisendiri. Atau ketikakita bertukar pikiran kita menjadi mengandalkan pengalaman masa lalu.
Tuhan mau setiap kali menghadapi permasalahan, kita melihat Yesus yang duduk semeja dengan kita. Dengan duduk semeja denganNya, kita dapat melihat lagi setiap janji yang diberikanNya. Setiap kita special di mataNya sehingga untuk setiap permasalahan yang meskipun hampir sama dengan permasalahan orang lain, bisa jadi berbeda jalan keluar dan tujuan akhirnya. Oleh karena itu, Minta Roh Kudus untuk membukakan mata hati dan pikiran kita untuk kita dapat melihat karyaNya yang tak terbatas dalam kehidupan kita. (Pol) diterbitkan dalam Renungan Malam, Rabu 30 Desember 2009

Menjadi AnakNya

Ayat bacaan: Ibrani 12:1-17
Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya; karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak."
Ibrani 12:5-6


Suatu ketika sepulang kantor saya melihat anak saya yang dengan tersenyum menyambut saya. Sesaat sebelum dia tersenyum, saya melihatnya mematikan televisi. Saya tahu persis bahwa dia telah melanggar peraturan: “Tidak boleh menonton acara orang dewasa tanpa daddy atau mommy di sebelahmu!” Ya,… peraturan itu kami buat untuk menjaga supaya nilai-nilai kehidupannya baik. Namun kadangkala dia memprotes karena orang tua anak tetangga mengijinkan mereka menonton apapun yang mereka mau.
Saudara,…tanpa kita sadari meskipun secara usia kita telah disebut dewasa, ada bagian-bagian dalam hidup kita yang mencerminkan bahwa kita belum dewasa secara rohani. Seberapa seringkalikita bertanya, “Kenapa sepertinya Tuhan membiarkan orang yang tidak mengenalNya lebih sukses meskipun dengan cara yang tidak benar. Sementara kita hidup benar, hasilnya tidak sebaik mereka?” Atau miungkin kita sendiri mengalami masa ketika belum sungguh-sungguh melayani Tuhan,melakukan dosa besar rasanya ok-ok saja. Sedangkanketika sungguh-sungguhdalam Tuhan,dosa sedikit saja akibatnya fatal. Dankita bertanya, “Mengapa halini bias terjadi?”
Saudara,… Bersyukurlah kalau hal tersebut terjadi dalam hidup kita. Perlu kita sadari bahwa: Dia ingin menjadi yang terutama dalam hidup kita. Dia tidak mau kesuksesan membuat kita lupa pada si Pembuat Kesuksesan. Yang kedua, Dia mau mengingatkan bahwa standar kekudusanNya adalah mutlak! Tidak ada dosa besar atau dosa kecil, yang ada adalah: DOSA! Atau sedikit tidak taat dan kurang taat, yang ada adalah TIDAK TAAT! Dan kalau sepertinya kita di hajar sedemikian rupa, tujuannya adalah kita dilayakkan untuk menjadi anak-anak Allah. Matius 18:8 “Jika tanganmu atau kakimu menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung atau timpang dari pada dengan utuh kedua tangan dan kedua kakimu dicampakkan ke dalam api kekal.” (Pol)
Diterbitkan oleh Renungan Pagi Minggu, 12 Desember 2009